Tiu Teja

Air terjun Tiu Teja

English

Air terjun ini persis berlokasi di ujung keramaian desa Santong Kecamatan Kayangan kabupaten Lombok Utara yang berjarak 72 km dari kota Mataram air terjun Tiu Teja memiliki luncuran yang unik dengan ketinggian kir-kira 42 meter.

Berada di bawah lembah kaki bukit, airnya mengalir sangat jernih dengan 2 luncuran kembar dengan debit yang cukup besar apalagi saat musim hujan.

Dari kota Mataram Anda bisa melalui jalur menuju kecamatan Gunungsari Kab. Lombok Barat menuju Pusuk Pass atau hutan Pusuk perbatasan antara kabupaten Lombok Barat dengan kabupaten Lombok Utara dan terdapat gerbang perbatasan pada puncak jalan.

Simpang patung Kuda Lombok Utara
Pertigaan monumen patung kuda kecamatan Kayangan

Ruas jalan aspal lebar dengan bahu jalan  rata-rata 1 meter kiri dan kanan dengan konstruksi beton cor, di lokasi ini banyak terdapat monyet-monyet duduk bersantai di pinggir jalan.

Selanjutnya jalan menurun sejauh 13 km hingga tiba di perempatan kecamatan Pemenang dan berbelok ke arah kota Tanjung yang merupakan ibu kota kabupaten Lombok Utara.

Hingga pada pertigaan monumen patung Kuda di kecamatan Kayangan mungkin pada speedo kendaraan sudah menunjukkan Anda sudah berjalan sejauh kurang lebih 60 km lalu berbelok ke arah desa Santong dengan kondisi jalan mendaki sejauh 12 km hingga di tempat lokasi parkiran.

Tiu Teja KLU
My Friend Tigor Jeeva

Jalur untuk menuju lokasi ini masih satu arah dengan jalur menuju air terjun Tiu Sekeper yang merupakan air terjun tertinggi di pulau Lombok namun untuk menuju ke lokasi Tiu Sekeper perjalanan akan menempuh 3 jam jalan kaki.

Menerobos hutan yang lebat, saat kita melintasi jalur ke Tiu Sekeper masih bisa kita lihat luncuran air terjun Tiu Teja dari atas lereng bukit yang rimbun dengan pepohonan kayu milik HTI (Hutan Tanaman Industri) Paket Tour

Setelah tiba di ujung jalan aspal terdapat gerbang selamat datang dan terdapat gambar air terjun terpasang dengan gambar berbahan cetakan finil, tidak jauh dari gerbang kita melirik ke arah kanan 20 meter pada jalur jalan yang tidak beraspal dengan kondisi jalan tanah sedikit terkerikil.

Terdapat orang berjualan atau warung kopi dan memiliki halaman cukup luas untuk memarkir 2 buah mobil dan beberapa unit sepeda motor anda bisa menitipkan kendaraan di sini dengan jasa parkir Rp 10.000 untuk satu unit mobil.

Untuk sepeda motor Rp 2.000 nama pemilik warung tersebut pak Badarudin yang jualan anaknya, pak Badarudin juga termasuk organizer untuk urusan perjalanan ke air terjun Tiu Teja dan Tiu Sekeper juga bisa minta jasanya sebagai guide lokal menuju ke 2 air terjun.

Gerbang Tiu Teja
Pintu gerbang Tiu Teja sebelum menuruni anak tangga

Anda juga bisa lolos dengan kendaraan roda 2 menuju tempat parkir sejauh 1 km melalui jalan yang sedikit berbatuan kerikil, licin, jalan tanah basah, ada juga sebagian jalan yang sudah di rabat.

Sebelah kanan dalam perjalanan ada bangunan PDAM terlihat di sebelah kiri dalam perjalanan jalur tanah menanjak katanya ke arah sana ada perkampungan penduduk kata pak Badarudin.

Setelah tiba di lokasi air terjun Tiu Teja ada lahan parkir dengan tarif Rp 2.000 untuk satu unit sepeda motor, di lokasi ini ada penjaga untuk pemeriksaan tiket masuk karena tiket masuk harus di beli di loket pintu gerbang.

Yang memeriksa berseragam rapi dengan kartu pengenal badge di cantel di kantong namanya pak Rizal beliau sangat ramah sekali dalam menyambut wisatawan yang akan menuju air terjun Tiu Teja.

tidak jauh dari lokasi parkir lokasi air terjun Tiu Teja berada di bawah lokasi tempat parkir dengan menuruni 230 anak tangga dengan rata-rata tinggi anak tangga kira-kira 30 cm berarti kita akan menuju ke lokasi ke bawah 30 cm X 230 = 6.900 cm berarti kita akan turun sejauh 69 meter dengan lebar jalan rata-rata 1 meter menyusuri tebing.

Jalan menuju air terjun  sudah ditata dengan pekerasan rabat pondasi batu kali dengan bentuk jalan setapak bertangga menurun hingga hampir mendekati luncuran air terjun yang di sisinya terdiri dari semak-semak basah, hingga sampai di lokasi air terjun silahkan anda bisa menikmati luncuran air dinginnya.

Di lokasi ini Anda bisa berenang tapi air paling dalam hanya sebahu orang dewasa saja. Bila ada beruntung biasanya setelah selesai hujan di lokasi sering muncul pelangi atau sabuk bidadari kata orang Lombok.

Pelangi menghiasi luncuran kedua air terjun dengan sangat indah dan itu adalah kesempatan buat Anda untuk segera mengabadikan kejadian tersebut dengan kamera digital atau dengan kamera smart phone Anda.

Tiu Sekeper

English

Tiu Sekeper tak tertandingi ketinggiannya. Lombok banyak memiliki air terjun yang sumbernya berporos pada gunung Rinjani hingga diperkirakan masih ada yang belum di tau persis keberadaannya karena kondisi medan masih merupakan hutan lebat yang masih sulit untuk di jangkau.

Begitu juga halnya dengan air terjun Tiu Sekeper yang merupakan air terjun yang tertinggi di pulau Lombok hingga memiliki ketinggian kurang lebih sampai 102 meter.

Luncuran Sekeper
Bentuk penuh air terjun Tiu Sekeper

Pendapat lain juga menyebutkan ketinggiannya diperkirakan 140 meter dan katanya masuk dalam 10 besar air terjun tertinggi di Indonesia, baru 2 tahun ini diketahui keberadaannya.

Kondisi medan untuk menuju lokasi harus menerobos hutan lebat hingga memakan waktu 3 jam perjalanan menuju lokasi dengan berjalan kaki.

Hal ini tidak membuat saya heran karena saat saya berbincang-bincang dengan salah satu pemuda yang bermukim tidak jauh dari pintu gerbang masuk ke lokasi air terjun Tiu Sekeper, sebelum saya mendapat kan guide lokal untuk memandu kami ke lokasi air terjun Tiu Sekeper, dan saat pemuda ini menanyakan saya hendak ke mana ?

“Saya jawab mau hiking ke air terjun Tiu Sekeper, lalu dia sedikit terlihat mengerutkan kening sambil berkata “saya kira mau ke air terjun Tiu Teja, katanya !

Lokasi Air Terjun Tiu Sekeper

Kalau lokasi air terjun Tiu Teja cuma 500 meter saja dari sini tapi kalau ke Tiu Sekeper saya sendiri belum pernah ke sana kata pemuda ini.

Guide Sekeper
Bersama pak Badarudin (lokal guide)

Tidak lama kemudian ada seseorang laki-laki bertubuh tidak besar datang menuju tempat saya berdiri dekat warung, ternyata dia adalah orang tua dari pemilik warung tempat kami membeli air minum.

Setelah berkenalan namanya pak Badarudin, setelah bercakap-cakap dia juga katanya sering menghantar orang yang mau mengunjungi air terjun Tiu Sekeper.

Nah kebetulan kami juga menawarkan beliau untuk menjadi guide untuk menghantarkan kita ke lokasi air terjun, setelah sepakat sanggup dengan biaya.

Medan ke Sekeper
Kondisi jalan yang basah dan terus menanjak

Tidak lama kemudian kami berkemas-kemas sambil mempersiapkan makanan, minuman, buah juga sempat kami beli pisang kemudian kami masukkan ke dalam tas punggung kecil  dan jalan menuju lokasi air terjun Tiu Sekeper.

Sebelum berangkat kita ambil photo dulu lalu kita posting di Facebook hal ini secara tidak langsung jika terjadi sesuatu dan lain hal setidaknya saat itu kita diketahui sedang berada di desa Santong sedang menuju lokasi air terjun Tiu Sekeper.

Perjalanan ke Lokasi Tiu Sekeper

Pada awal perjalanan jalan setapak masih lebar hingga ke lokasi parkir air terjun Tiu Teja dengan suasana hutan yang lebat rimbun dan sejuk, semakin ke dalam trek semakin terasa menanjak dan di sebelah kanan masih bisa kita lihat luncuran air terjun Tiu Teja di bawah lembah.

Dalam perjalanan menerobos hutan dengan kondisi jalan setapak dengan banyak cabang-cabang yang membuat saya berpikir seandainya tidak menggunakan guide lokal pastilah akan banyak menghadapi masalah salah jalur.

Daun Jelateng
Pohon Jelateng yang harus dihindari

Semakin kami memasuki hutan medan sangat terasa menanjak terus hingga kami banyak minum dan air pun habis, tapi jangan khawatir sebelum kami berangkat pak Badarudin sudah memberitahu kami mengenai lama perjalanan.

Akan menghabiskan waktu normal 3 jam berjalan kaki dan bila kita kehabisan air minum masih banyak sumber mata air yang berhamburan sepanjang jalan. Paket Tour

Di dalam hutan yang lebat ini sangat terasa aroma udara segar yang kami huruf dan sangat terasa beda dengan yang kita hirup setiap hari di kota Mataram, sesekali saat air minum kami habis ada beberapa mata air yang dipancurkan dari pipa plastik tempat kami mengisi air botol yang sudah habis.

Waspadai

Keep Clean di area
Pak badarudin sedang membersihkan sampah-sampah plastik dan membawanya turun.

Sambil berjalan ada hal-hal yang mesti harus kita hindari kata pak Badarudin yaitu bila melihat pohon seperti ini kata pak Badarudin sambil menunjuk salah satu daun dengan pohon yang tidak terlalu besar, ini kalau kami sebut namanya pohon “Jelateng.

Jika kita menyentuh atau tergores dengan duri yang ada pada daun Jelateng ini akan mengakibatkan kulit yang tertusuk duri daun jelateng akan menjadi bengkak dan terasa bagaikan disengat lebah selama 2 atau 3 hari katanya.

jadi kita harus mengenali pohon dan daun ini jangan sampai kita terkena duri nya kata pak Badarudin.

Medan ke air terjun
Jalan setapak yang berputar-putar

Sambil kami melanjutkan perjalanan masih ada beberapa pohon yang sudah ditebang entah oleh oknum siapa dan juga kami menemukan gubuk-gubuk tak berpenghuni di dalam hutan.

Sepertinya milik warga yang berkebun kopi dan pisang yang tampak di dalam hutan ini setelah kami berjalan 1,5 jam kami pun sesekali waktu berhenti untuk beristirahat karena capek juga.

Sambil duduk-duduk di batang pohon yang tumbang bersama teman saya Mas Helmi Subhan kebetulan kami hanya berdua saja sambil mengamati ada beberapa jenis serangga yang belum pernah kami lihat sebelumnya.

Kelestarian Lingkungan

Begitu pun juga pak Badarudin terlihat sedang mengais-ngais sampah plastik yang berceceran di sekitar sambil menempatkan di sebuah kantong keresek bekas makanan yang kami bawa, “sepertinya pak Badarudin sudah sadar lingkungan.

Supardani guide
Seleberasi sebelum turun ke lokasi air terjun

Sepanjang perjalanan kami juga menemukan aliran sungai dan beberapa air terjun namun tidak tinggi hanya setinggi 5 meter saja dan sungai ini tidak lebar dan sudah ada jembatan kecil untuk kita gunakan melintas.

Bahkan sudah dipasang atap sepertinya ini sekalian buat berteduh jika terjadi turun hujan, dalam pikiran saya sebenarnya jalan ini tidak akan jauh jika medannya lurus karena jalur ini sangat terasa berkelok-kelok sambil mendaki.

Setelah perjalanan lebih dari 2 jam kami sangat merasakan benar-benar berada di dalam hutan yang lebat karena tanah yang kami pijak terasa basah dan pohon-pohon semakin rindang, lebat dan bersemak.

Kira-kira hampir mendekati lokasi air terjun medan semakin sulit, kami melintasi dinding tebing dan di bawahnya terdapat lembah yang sangat dalam tapi sisi seramnya ditutupi rimbunnya semak belukar dan pepohonan di bawah lembah.

Badarudin Guide
My Friend Helmi Subhan and Mr. Badarudin

Tapi di lokasi ini sudah ada akar pohon yang panjang tempat kami berpegangan bahkan ada tangga yang terbuat dari kayu untuk turun menyambung jalan setapak yang terputus oleh medan yang terbentuk oleh alam.

Tidak jauh dari lokasi ini barulah terdengar suara khas air terjun yang jatuh dari ketinggian dan suara gemuruh air yang jatuh dari pancuran air terjun.

Kami memutuskan dulu untuk beristirahat beberapa menit sambil menikmati pemandangan air terjun sambil mengambil gambar dari kamera Smart phone karena bila melihat lokasi yang akan kita tuju lagi masih berada lokasi sangat bawah dengan medan turun yang sedikit licin.

Air terjun ini menurut saya memiliki luncuran yang tidak indah namun yang menarik karena memiliki ketinggian yang cukup tinggi dan memiliki medan trekking yang mengasyikkan.

Tentu, bagi orang yang menyukai wisata trekking dengan suasana alam hutan lebat, sampai saat ini pun saya masih merindukan suasana menuju air terjun Tiu Sekeper.

Tiu Teja
Air terjun Tiu Teja, sejalur dengan Tiu Sekeper

Nafas pun sudah terasa siap untuk turun lalu kami lanjutkan untuk menyusuri medan setapak dengan kondisi tanah padat dan basah.

Banyak batang semak-semak tempat untuk berpegang di saat merasa medan mengancam, akhirnya setelah tiba 50 meter di bawah luncuran suasana ini indahnya tidak bisa terlukiskan dengan kata-kata.

Yang pasti jiwa kita terasa terbang dihempas tempias dingin luncuran yang tidak bisa utuh bila kami coba untuk mengambil gambar dengan jarak dekat, bagi yang mau mandi silahkan saja.

Asal jangan pada kubangan luncuran karena pernah terjadi korban meninggal setelah ter-hempas oleh luncuran mayatnya terbenam tergulung ke dasar luncuran nah untuk itu jangan coba-coba main jago-jagoan di sini ya !!!

Perhatikan Hal Penting Ini

Setelah satu jam berada di lokasi ini badan pun sudah terasa cukup dingin silahkan ganti celana pendek basah Anda, jangan berbasah-basah kembali ke lokasi tempat parkir mobil.

Ini pengalaman pribadi saya hanya bawa 1 celana pendek, sementara celana panjang pengganti kami taruh di tempat parkir dan mengakibatkan selangkangan saya lecet karena celana basah bergesekan dengan kulit.

Hal yang paling saya ingat saat balik ke lokasi parkir saya merasakan benar benar tidak hafal dengan medan yang sudah kami lalui, saat saya coba-coba berjalan paling depan.

Pak Badarudin selalu meng instruksi-kan dari belakang bahwa saya berbelok dengan mengambil jalur yang salah, bisa dibayangkan kalau kita ke lokasi ini dengan tanpa menggunakan guide lokal, “Bisa nyasar ke alam lain kali ya ?

Supardani di Sekeper
Walaupun lelah tidak menjamin bisa kurus

Akhirnya kami hampir sampai di lokasi tempat parkir kaki sudah terasa mau gempor rencana semula tadi mau mampir di air terjun Tiu Teja saat balik.

Sudah tidak menarik lagi akhirnya setelah tiba di lokasi tempat parkir kami ucapkan terima kasih dengan pak Badarudin dengan harapan kami akan datang lagi menemui pak Badarudin dengan janji saya akan menjual paket wisata ke air terjun Tiu Sekeper.

Tentu harapan ke depan bila semua rencana lancar pak Badarudin bisa menjadi koordinasi guide lokal menuju air terjun Tiu Sekeper, dari sini kami harus berbalik ke kota Mataram dengan menempuh perjalanan 72 km.

Saya perkirakan bisa sampai di rumah sekitar kurang dari jam 07:00 pm sebagian perjalanan kami tempuh saat matahari sudah tenggelam.