Gambar Air Terjun

Lokasi Tiu Ngumbak, Air terjun yang berlokasi di desa Gumantar kecamatan Kayangan, kabupaten Lombok Utara (KLU) ini tergolong masih sulit untuk di akses oleh pengunjung karena masih belum terlalu banyak yang datang berkunjung ke lokasi ini hingga infrastruktur belum dipersiapkan oleh pengelola dari aparat kantor desa Gumantar.

Bundaran Kayangan
Bundaran pertigaan Patung Kuda ini bisa dijadikan patokan untuk menuju desa Gumantar, berbelok menuju desa Santong

Destinasi wisata menuju lokasi Tiu Ngumbak saat ini masih hangat diperbincangkan oleh para traveler lokal setelah beberapa pengunjung yang pernah mengunjungi lokasi ini memposting gambar air terjun ini lewat media Facebook, para kaum muda terutama masyarakat Lombok pencinta alam atau traveler lokal sangat antusias ingin mengunjungi lokasi ini namun lokasi yang cukup jauh.

Memasuki jalan aspal menuju desa Gumantar ke arah selatan dari jalan utama lingkar utara yang tampak kering saat musim panas, namun setelah mengakses bukit hijau yang tampak dari kejauhan yang masih merupakan bagian dari hutan kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR)

Gambar Tiu Ngumbak
Air terjun Tiu Ngumbak dari sisi paling bawah

Jika Anda ingin atau berniat mengunjungi atau mencari lokasi Tiu Ngumbak atau dalam bahasa sasak Lombok Utara Tiu artinya pusaran air dari air terjun dan Ngumbak artinya berombak karena bentuk air terjun ini bertumpang-tumpang seperti berombak jadi filosofi namanya diambil dari bentuk air terjun ini.

Tentunya dengan menggunakan aplikasi google map akan menghantarkan Anda ke lokasi ini yang paling efektif yang bisa menunjukkan ke arah lokasi air terjun ini tapi akan saya tambahkan untuk lebih memperjelas mengenai letak lokasi Tiu Ngumbak.

Jika kita ambil patokan kedatangan dari arah kota Mataram maka kita akan menuju arah utara, datanglah ke arah desa Santong karena desa Santong adalah desa transmigrasi yang cukup populer di telinga masyarakat orang Lombok tapi sangat banyak juga yang tidak tau di mana desa Santong, persisnya di kabupaten Lombok Utara di kecamatan Kayangan sebelah utara dari kecamatan Gangga dan selatan dari kecamatan Bayan.

Pusuk pass
Meeting point kami di Pusuk pass jam !0:00 am harus berangkat menuju Tiu Ngumbak

Setelah melakukan perjalanan dengan kendaraan bermotor sejauh 60 km dari kota Mataram Anda akan menemukan monumen patung Kuda di pertigaan jalan utama, belok kanan ke arah desa Santong, sebelum tiba di desa Santong di dusun Sesait 2 km dari jalan utama ada belokan ke kiri pertama dengan konstruksi jalan aspal.

Nah saya sarankan mulai dari sini Anda harus aktif bertanya-tanya kepada masyarakat setempat tapi jangan tanyakan di mana lokasi air terjun Tiu Ngumbak karena orang sekitar lebih mengenal di mana lokasi desa Gumantar ketimbang menanyakan di mana lokasi air-terjun Tiu Ngumbak tapi jika sudah sampai di desa Gumantar maka sembarang orang akan tahu di mana lokasi air terjun Tiu Ngumbak.

rumah adat Gumantar
Di rumah adat penduduk setempat masih tinggal di situ hidup seperti apa adanya

Desa Gumantar masih merupakan desa yang sangat terbelakang dari peradaban, jika kita bicara beberapa puluh tahun ke belakang, di desa Gumantar kita masih bisa melihat rumah adat yang sangat tradisional dengan beratapkan ilalang tanpa jendela dengan pintu setinggi 1,5 meter.

Tentunya kalau kita mengulas tentang hal ini ada filosofi-filosofi tersendiri tentang model bangunan setempat tapi di sini tidak akan saya ulas, saya akan menggiring para pembaca mencari Tiu Ngumbak karena lokasinya akan melintasi desa adat ini dan ujung aspal akan berakhir di lokasi wisata budaya rumah adat Gumantar.

Persimpangan Gumantar
Ke Kanan arah menuju Desa Gumantar dan air terjun Tiu Ngumbak

Sepanjang perjalanan dari desa Santong menuju desa Gumantar merupakan lahan pertanian yang begitu subur jika pada musim hujan tapi jika musim kering sepertinya lokasi ini akan kekurangan sumber air karena berada pada punggung bukit, juga ada beberapa tanaman pohon padi jenis Gogorancah yaitu jenis padi yang hanya bisa tumbuh di lahan basah tanpa genangan air.

Setelah tiba di beberapa persimpangan akan ada petunjuk arah menuju : Tiu Ngumbak, Hutan adat, Masjid Kuno dan ke arah lain P. Tanjung Gumantar ada juga di dekat petunjuk arah bertuliskan Selamat Datang dengan arah panah ke arah kanan Dusun Gumantar dan arah panah ke kiri Dusun Amor-amor tapi kita fokus menuju arah Dusun Gumantar saja ya.

Gerbang desa wisata
Pintu gerbang selamat datang memasuki daerah wisata

Mungkin saya hanya bisa berbicara kira-kira saja ya karena kami kesini bertujuan untuk berwisata sambil cari tau objek wisata bukan mau ukur jalan, setelah dari persimpangan tadi kami akhirnya disambut oleh pintu gerbang bertuliskan SELAMAT DATANG “DI DESTINASI WISATA DESA BELEQ” DESA GUMANTAR.

Setelah berjalan 2 km dari petunjuk arah pertama tadi di dekat pintu gerbang sudah bisa kita lihat rumah adat juga, waktu itu saya sempat melihat nenek-nenek tidak menggunakan bra atau BH kemudian lolos saja sampai ada beberapa papan nama lagi yang menunjukkan lokasi masjid Tua, setelah itu di ujung aspal terdapat sekelompok rumah yang terbuat dari bahan bambu dan beratapkan ilalang itulah rumah adat dusun Gumantar.

Dusun Gumantar
Rumah adat Gumantar yang sekarang menjadi destinasi wisata budaya

Di rumah adat saya menyempatkan diri masuk untuk mengambil gambar dan video untuk saya upload ke Youtube tapi sebelumnya saya sudah minta izin dengan lokal Guide di depan halaman, dan mereka sangat antusias sekali dan mempersilahkan saya masuk ke bagian halaman utama. Kemudian setelah itu saya sempat kan diri untuk bertanya-tanya tentang keberadaan air terjun Tiu Ngumbak, beliau bilang setelah berkendara 1 km sambil menunjuk arah jalan rabat selebar 2 meter ke arah kanan, nanti setelah sampai di pertigaan jalan tanah belok kiri dan mengikuti jalur tanah.

jalur ke lokasi
Motor saya parkir di bawah pohon

Setelah pamit dan mengikuti instruksi seperti yang disarankan oleh orang di desa Gumantar tadi kami pun tancap gas memasuki arah jalan yang dimaksudkan melintasi rimbunan pepohonan hingga belum sampai di pertigaan yang di maksudkan tadi kami sudah merasa kesulitan untuk mengendalikan sepeda motor dan pada akhirnya kami terperosok terus karena jalan banyak lubang bekas gerusan air hujan juga sangat licin.

Akhirnya kami memutuskan untuk memarkir motor di bawah pohon besar dan rindang, kebetulan di situ ada gubuk dan tampak ada penghuninya sayang kami tidak bisa ke gubuk itu karena harus melintasi jembatan kecil yang terbuat dari kayu, akhirnya ada 3 orang anak wanita sedang ada di situ yang katanya mau cari sayur pakis kami suruh menjaga motor dan memberikan imbalan uang seadanya, mereka-pun senang dan berkata saya akan duduk terus di sini menjaga motornya pak, sepertinya mereka tidak jadi mencari sayur Pakis, yah syukurlah perjalanan kami pun jadi aman dan tenang.

Lihat Juga: Tiu Tiding Tersembunyi di Desa Genggelang

Luncuran air terjun
Luncuran Tiu Ngumbak dengan airnya yang cukup dingin

Menurut keterangan adik-adik tadi kami harus berjalan menuju air terjun sejauh 1 km lagi, melintasi lahan perkebunan hanya merupakan jalan setapak yang terus mendaki secara perlahan sesekali ada medan yang turun juga melintasi aliran sungai kecil yang kering dan akhirnya setelah berjalan 1 km kami berjumpa dengan nenek tua di kebun dan menanyakan lokasi air terjun.

Beliau bilang jalan ke kanan masih 1 km lagi, wah tadi informasi dari adik-adik berjalan 1 km nah ini berjalan 1 km lagi juga, hmmm dan ternyata nenek tadi itu benar juga kami sudah sampai 1 km sudah mendekati lokasi. Sebelum turun ke lokasi air terjun kami menjumpai pengunjung (gadis) yang baru saja balik dari lokasi air terjun dengan wajah pucat, mereka berdua saja sama-sama menggunakan Hijab dan tidak lama kemudian ada kawan lainnya (laki) muncul lagi dan berkata hati-hati pak perjalanan masih 1 jam lagi.

My teams
Bersama teman-teman explore di Tiu Ngumbak

Wow saya mendengarnya sebagai kabar kurang baik, dan ternyata memang benar kami tiba 1 jam di air terjun dengan melewati tebing yang sangat sulit di lalui, harus berpegang kuat di be-batuan dan akar kayu untuk turun ke bawah.

Ada juga beberapa akar rotan yang sudah di ikat oleh orang-orang setempat, kami sering turun ke air terjun untuk memancing katanya, di sini saya sudah tidak enjoy lagi untuk mengambil gambar dari Smart phone, karena kurang aman buat saya juga buat hand phone.

Saya terjatuh 3 kali, jadi Hp saya aman kan dalam tas yang penting harus turun dengan aman dan sampai tujuan, setelah sampai kami berjumpa dengan teman-teman yang sudah datang lebih awal di air terjun dengan sorak-sorai gembira bisa bertemu di lokasi air terjun.

Di Lokasi Tiu Ngumbak tidak ada tempat penarikan tiket atau biaya apa pun menuju lokasi wisata ini, ada beberapa baut untuk kegiatan Canon yang saya jumpai di situ yang ter-tancap di batu dengan cara di bor, kami-pun sempat mandi di lokasi genangan air terjun, airnya dingin dan jernih. Selamat mencoba !!!

Kerta Gangga

Jika kita bicara soal air terjun yang satu ini “Kerta Gangga” maka sekalian kita akan bicara tentang wisata atau tujuan wisata di sekitarnya, di antaranya wisata air terjun Tiu Pituq, Objek Selfy rumah Pohon dan jalur menuju lokasi air terjun Tiu Tiding ke arah kiri setelah melewati 1 km gerbang Kerta Gangga yang saling berdekatan di antaranya.

Air terjun Tiu Tiding di desa Genggelang

Untuk menuju lokasi air terjun Kerta Gangga yang secara kebetulan berlokasi di kecamatan Gangga, desa Genggelang kabupaten Lombok Utara, jujur saja dari kesekian kali saya mengunjungi lokasi sekitar cukup saya hafal medan jalannya tapi belum tau persis mengenai seluk beluk semua lokasi di sana.

Selain air terjun yang paling gampang terlihat di lokasi Kerta Gangga ada beberapa air terjun lagi yang disebutkan terpampang di gambar berbahan Finil tapi belum pernah sempat saya mengunjunginya karena saya melihatnya tidak terlalu fantastis, hanya sekedar air terjun biasa saja, jadi saya cukup hanya sampai di lokasi seperti yang Anda lihat di gambar profil ini.

Ada beberapa tempat yang bisa kita explore tapi tidak terlalu wow, hanya saja jika kita melihat ke arah garis pantai sedikit terlihat keindahan yang dibumbui oleh panorama persawahan di sekitar lokasi, aliran air Kerta Gangga atau debit air terjun Kerta Gangga cukup besar apalagi jika musim hujan, lokasi ini cukup menawarkan hasil fotografi bagus jika kita sedikit naik ke arah atas di samping luncuran.

Setelah sampai di gerbang Kerta Gangga harus masuk lagi 2 km menyusuri jalan rabat beton

Pada saat musim kering air mengalir cuma sedikit saja dan pada saat musim hujan airnya meluncur dengan volume besar, tapi sayang air terjun yang indah ini harus dipenggal untuk dijadikan air sumber irigasi pertanian di sekitar wilayah setempat karena banyak lahan pertanian yang luas di sekitar yang membutuhkan air hingga memang serba salah apakah harus memilih sisi pariwisatanya atau pertanian.

Mungkin alternatif yang sekarang lebih baik dalam arti kata air terjun “Kerta Gangga, bisa dijadikan sumber air irigasi, juga bisa dikunjungi untuk objek pariwisata, selain itu pemandangan di sekitar air terjun sangat bagus, dengan pemandangan sawah di lembah dan juga tidak jauh dari sini masih ada 2 air terjun lagi dan untuk menuju ke sana harus membayar Guide lokal.

Sepertinya ketinggian di sini sekitar 700 m dpl karena terlihat garis pantai dan lautan yang biru, pengunjung juga bisa berjalan-jalan ke pematang sawah yang indah, terdapat juga ada beberapa pedagang minuman kaleng, sejenis roti dan biskuit tapi tidak sebanyak di tempat air terjun yang terdapat di desa Senaru kecamatan Bayan.

Lokasi air terjun Kerta Gangga berjarak 50 km dari kota Mataram. Dapat diakses melalui jalur utama dari kecamatan Tanjung menuju kecamatan Bayan. Di pertigaan jalan yang berada di pusat kota kecamatan Gangga nanti terdapat tulisan cat dengan tangan yang diberi petunjuk arah dengan anak panah bertuliskan Selelos, dulu tapi kini sudah diganti dengan petunjuk arah dari departemen perhubungan.

Jalur merupakan jalan aspal yang berkonstruksi bagus karena jalur ini mengakses ke lokasi kantor KPU dan polres daerah kabupaten Lombok Utara menurut keterangan warga sekitar lokasi kerta Gangga bukannya di Selelos tapi di desa Genggelang dari pertigaan ke arah tenggara sekitar 7 km.

Objek selfy di Tiu Pituk

Tidak jauh sebelum menuju  air terjun Kerta Gangga terdapat juga objek yang baru-baru ini populer dikunjungi oleh wisatawan sekitar wilayah Lombok yaitu “Tiu Pituq” mungkin bukan air terjun karena luncuran Tiu Pituq tidak terlalu tinggi hanya saja dari dana desa “Pokdarwis” lokasi ini dikemas oleh kepala desa beserta jajarannya menjadi menarik untuk dikunjungi.

Dengan berbagai pernak pernik yang disiapkan untuk berselfy lokasi ini cukup mampu menarik perhatian para pengunjung untuk datang ke tempat ini, salah satunya saya juga tertarik untuk datang ke lokasi ini dengan mengajak teman-teman penyuka sepeda MTB kami bisa sampai di lokasi ini dengan perjalanan 3 jam dari kota Mataram.

Satu km sebelum sampai di gerbang Kerta Gangga, ada petunjuk arah ke kanan, dengan jalan aspal menuju lokasi kira-kira 500 meter dari jalan utama, maka kita akan tiba di lokasi Tiu Pituq, suasananya cukup asri dan tenang, suara didominasi oleh suara luncuran air dan angin, terdapat loket tiket dan tempat parkir yang sudah terstruktur dan tertata.

Suasana objek wisata Tiu Pituq

Selain itu jauh ke atas setelah Kerta Gangga terdapat objek Wisata Rumah Pohon dengan berbagai pernak pernik View poin yang ditawarkan, objek wisata ini cukup menarik perhatian para traveler lokal dari kota-kota kecamatan di pulau Lombok, jujur saya belum singgah di tempat ini hanya lewat saja tidak sempat mampir.

Jalur ini akan menyusuri tepi bukit yang akan berputar balik ke kecamatan Tanjung jika ke arah kanan dan jika berbelok kiri akan terhubung ke desa Santong di kecamatan Kayangan keduanya atau kedua jalur ini akan bertemu di jalan utama, dari pengamatan saya tip-ikal penduduk sangat bervariasi dari sisi Religi, karena ada banyak tampak bangunan masjid, pura Hindu dan ada Viara Budha yang merupakan penduduk asli yang sudah lama bermukim di lokasi ini.