Kerajinan Rotan & Ketak

Tempat kerajinan ketak dan rotan di Lobok Tengah, Mengenai tempat ini saya sungguh penasaran dan terobsesi ingin melihat secara langsung tempat kerajinan rotan yang dimaksud.

kerajinan ketak
tas yang terbuat dari bahan serat rotan buatan Beleke

Ingin melihat proses pembuatan  dan desain yang dihasilkan oleh pengrajin desa Beleke, saya pun menyusuri jalan utama menuju tempat desa Beleke yang dimaksud. saya berharap seperti yang saya jumpai di kecamatan Gunungsari

Saat berkendara begitu melihat isyarat rambu lalulintas menuju desa Beleke lalu saya berbelok menyusuri jalan sambil melihat-lihat sekitar.

Setelah berkendara kira-kira 2 km barulah melihat gerbang penyambutan SELAMAT DATANG DI DESA KERAJINAN ROTAN DAN KETAK BELEKE.

Tapi penyambutan ini terkesan separuh hati karena tulisan banner yang terdapat di gerbang sebagian sudah tertutup ranting pohon. Saya turun dari motor dan memperhatikan secara saksama kata-kata yang tertulis di gerbang.

Dari sini saya sudah merasa pesimis dengan apa yang akan saya lihat nanti, karena logikanya kalau kerajinan desa Beleke memang sering dikunjungi maka gerbang penyambutan ini pasti akan diperhatikan atau ranting pohon yang menutupi tulisan itu akan menjadi masalah besar bagi pengrajin.

Motor pun saya pacu lagi masuk ke desa Beleke dengan kecepatan rendah sudah beberapa tempat saya amati yang menyerupai tempat kerajinan rotan dan ketak ternyata itu bengkel kayu yang membuat kusen pintu dan jendela rumah, yang lainnya bengkel kayu pembuatan al-mari tapi.

tas kerajinan
tas berbahan ketak dan serat bambu

Saya tetap berharap mungkin di bagian ruas jalan yang lain saya pasti menemukan tempat kerajinan ketak dan pada akhirnya sampai pada pusat keramaian yang merupakan pusat kota desa Beleke.

Sempat melihat seorang ibu yang lagi menganyam rotan yang kelihatannya seperti keranjang tapi saya lolos saja karena saya sudah melihat ciri dan indikasi harapan saya pasti ada menemukan bengkel kerajinan rotan dan ketak.

Lagi-lagi di pinggir jalan hanya didominasi oleh pedagang kelontong dan sampai akhirnya perjalanan saya disambut dengan pemandangan sawah dan ladang, ups…!!! ternyata without nothing mau balik lagi bertanya pada ibu tadi sudah jauh dan hari sudah menjelang petang.

Akhirnya saya pun langsung lolos menuju arah jalan kota Mataram, untuk pulang. dengan harapan pudar, tanpa menghasilkan seperti yang saya harapkan.

Setelah beberapa bulan kemudian hal ini saya ceritakan kepada teman (sopir pariwisata) malah saya mendapatkan informasi yang sebenarnya, dia pernah juga ke lokasi pengrajin yang saya maksudkan.

ternya menurut arahannya, saya melewati jalan kecil ke desa Beleke di perkampungan, kalau di jalan utama Beleke memang tidak ada kegiatan kerajinan. Jadi pengrajin rotan dan ketak yang saya cari berada di dalam kampung melalui lorong jalan tanah yang lebar mungkin saat ini sudah diaspal.