Gili Kondo pulau di kabupaten Lombok Timur di selat alas. Kali ini kita akan mengunjungi Gili Kondo dan pasir putihnya yang indah, yah dilihat dari nama Kondo mirip-mirip seperti ejaan bahasa Jepang ya ? Tentang nama Kondo ini coba coba saja nanti kita tanya orang setempat mungkin ada yang tau asal atau alasan hingga pulau ini diberi nama Kondo.
Lokasi pulau ini terletak di Timur Laut pulau Lombok atau sebelah utara pelabuhan Kayangan penyeberangan Ferry ke pulau Sumbawa.
Jarak dari kota Mataram jika berkendara kira-kira 87 km melalui jalan utama atau jalan provinsi, kendala untuk saat ini ruas jalan sedikit macet karena volume kendaraan saat ini di Lombok sepertinya semakin bertambah.
Tapi kemacetan sering terjadi hingga di kecamatan Aikmel Lombok Timur setelah itu arus kendaraan bisa sedikit longgar dan sekitar Labuhan Kayangan ke arah utara bisa dibilang sepi.
Ada jalur alternatif, melalui kecamatan Batukliang Utara tapi ini saya tidak rekomendasi kan karena tidak umum dilintasi dan banyak persimpangan yang sedikit membingungkan.
Tapi bagi yang sering berkendara di pulau Lombok sepertinya tidak ada Masalah. jika masalah jalan ini kita sudah paham mari kita langsung saja bicara ke objek wisata Gili Kondo menuju pelabuhan yang terletak di kecamatan Sambelia.
Dari pertigaan ke kanan menuju dermaga pelabuhan Ferry tapi kita lolos saja sedikit menikung ke kiri menuju kecamatan Sambelia melintasi kecamatan Pringgabaya.
Lihat Paket Tour: TOUR HARIAN SNORKELING GILI KONDO kode: TH02
Sebelum tiba di pelabuhan penyeberangan ke Gili Kondo kita mampir sejenak ke objek wisata pohon Purba kira-kira 7 km sebelum pelabuhan penyeberangan ke Gili Kondo.
Objek wisata ini diberi nama POHON PURBA LIAN LANGKA tentang hal ini nanti kita bicarakan secara spesifik di blog lainnya. Kira-kira 15 – 30 menit kita lanjutkan perjalanan menuju pelabuhan penyeberangan.
Kita lanjutkan perjalanan ke arah utara 7 km ke arah utara nanti di pinggir jalan ada tulisan penyeberangan ke Gili Kondo dengan diberikan pengarah anak panah 200 m belok kanan.
Melalui jalan tanah, tapi sebelumnya kita lihat bangunan pembangkit listrik tenaga uap dengan cat warna biru dan sedikit warna merah
Setelah tiba di pelabuhan sudah disiapkan tempat parkir oleh pengelola untuk parkir mobil dengan atap seng dan untuk motor di bawah pohon rindang.
Biaya parkir motor Rp 3,000 dan untuk mobil Rp 10.000 untuk musim ramai atau musim liburan suasana tempat parkir sedikit berjubel sering terjadi calon penumpang yang akan menyeberang.
Harus menunggu dulu Boat yang balik dari Gili Kondo atau Gili lainnya karena di sini ada tujuan lain, di sekitar pulau atau Gili Kondo ada 3 pulau lainnya lagi yaitu Gili Bidara, Gili Kapal, Gili Petagan.
Untuk berkunjung hanya satu Gili saja seperti Gili Kondo, biaya charter antar jemput akan dikenakan biaya Rp 260.000 maximal penumpang 10 orang.
Jika ingin mengunjungi 4 Gili biaya carter Boat Rp 460.000 melalui pelabuhan pantai Pasir Putih. Di lokasi ini juga ada pos Angkatan Laut, juga terlihat ada kegiatan tempat pendaratan aspal panas dengan menggunakan kapal tongkang.
Tampak di atasnya terlihat ekskavator sedang memasukkan material aspal panas ke atas truk karena jalan utama tadi saat kita melintas ada pengerjaan penebalan permukaan jalan aspal.
Di lokasi pelabuhan terdapat loket tiket penyeberangan sangat sederhana sekali, jadi ingat saat Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air waktu baru berkembang, loket tiket masih pakai pagar bedek dan dilengkapi pengeras suara begitu juga di pelabuhan penyeberangan ini.
Bedanya di pelabuhan Pasir Putih ini terdapat banyak pohon tempat berteduh dan ada beberapa gazebo di pinggir pantai untuk ruang tunggu, juga banyak yang berjualan makanan ala piknik, disisi lain ada gazebo juga tapi milik pedagang untuk tempat menyajikan pelanggan yang berbelanja.
Sebelum menyeberang ke Gili Kondo pastikan anda sudah membeli air minum karena di lokasi atau di pulau Gili Kondo yang berjualan hanya cuma ada satu warung saja yang pasti bisa jadi lebih mahal.
Eh tapi saya beli air botol 1,5 ml di pelabuhan ini lumayan mahal juga Rp 8,000 padahal di rumah cuma Rp 4,000 saja waduh apalagi kalau beli air di pulau Gili Kondo pasti lebih mahal lagi.
Cukup beli air saja, jadi berhitung kalau mau beli-beli yang lainnya lagi untung saja tadi teman-teman ada yang beli kue-kue dan air minum mineral juga minuman bersoda di Mataram.
Setelah dipanggil dari pengeras suara pemberangkatan kami dengan menyebut salah satu nama teman yang membeli tiket akhirnya kita berangkat, buka sandal berjalan kaki ke pantai yang tidak berombak juga berpasir putih ini, naik boat lewat tangga perahu dan berangkat.
Boat yang kami tumpangi melaju ke arah timur menuju Gili Kondo dan Tampak juga daratan pulau Sumbawa terlihat samar-samar berwarna coklat tandus karena posisi objek wisata ini berada di selat Alas.
Penyeberangan ini hanya 10 menit saja kita akan sampai di Gili Kondo, setelah pertengahan jalan barulah sedikit Tampak lebih jelas pulau ini, sangat terlihat jelas perahu-perahu parkir di sebelah kiri pulau berarti pelabuhan Gili Kondo berada di bagian sisi utara pulau.
Semakin dekat ke arah pelabuhan terlihat warna air belang belang hijau dan biru sangat jernih, di daratannya terdapat bangunan-bangunan sederhana berkonstruksi kayu, terdapat beberapa pohon dan di bagian sisi lain Tampak padang rumput.
Setelah tiba menginjakkan kaki di pulau ini kita akan disambut oleh tulisan SELAMAT DATANG di GILI KONDO silakan bersantai menikmati pulau ini.
Terdapat ada beberapa gazebo berjejer tapi jika musim kunjungan lagi ramai mohon besarkan hati, cukup duduk di bawah rindang nya pepohonan.
Pulau ini sangat belum tertata maksimal jika ada investor yang bersedia mengelola pulau ini atau pemerintah daerah menganggarkan untuk pengembangan pariwisata ini pasti akan tambah cantik sekali lokasi ini.
karena seperti ini saja sudah luar biasa indahnya, sebelumnya tempat ini pernah dikelola oleh “Perama Tour” di mana lokasi ini pernah dijadikan tempat konservasi pelestarian terumbu karang.
Karena dari setiap kapal Perama Tour yang bertujuan ke pulau Komodo membuat program untuk tamu-tamu wisatawan nya untuk berdonasi replentasi terumbu karang sehingga sebelumnya pulau ini disebut atau punya nama lain yaitu “Perama Resort”
Hingga pada akhirnya berselisih dengan penduduk sekitar dan akhirnya pulau ini dikelola oleh pemerintah kecamatan setempat.
Di pulau ini sudah ada beberapa fasilitas untuk pengunjung di antaranya yang sudah disebut tadi yaitu ada gazebo, ada Musholla yang terbuat dari kayu, ada tempat menunggu sementara Boat datang menjemput, ada juga tanaman pohon Kurma.
Dulu pernah berbuah sih kata teman yang pernah ke lokasi ini sebelumnya tapi buahnya kecil-kecil katanya juga pohon kurma ini batangnya baru setinggi dengkul sementara daunnya menyebar kayak bulu landak.
Pulau ini sangat ramah bagi kedatangan penyu karena lokasi ini sangat sepi jika malam, sangat tidak menutup kemungkinan penyu akan datang untuk bertelur di sini.
Untuk itu pemerintah sangat melindungi lokasi ini dari pengambilan penyu atau mencuri penyu di lokasi ini karena tidak ada alasan untuk pembenaran untuk mengexploitasi penyu karena sudah terancam punah.
Oleh karena itu sangat dilindungi oleh undang-undang tahun 1990, melarang setiap perdagangan penyu hidup atau mati termasuk bagian-bagiannya, bahkan jika melihat penyu bertelur harus dilaporkan BKSDA NTB (0370) 627851
Ada 6 jenis penyu yang berada di perairan Indonesia di antaranya: Penyu Belimbing, Penyu Tempayan, Penyu Hijau, Penyu Pipih, Penyu Sisik dan Penyu Lekang.
Jika kita jalan kelilingi pulau ini lumayan bisa habiskan waktu 30 menit kata Boatman yang saya tanya saat menancapkan jangkar, di pantai banyak orang-orang yang bersenorkeling.
Tadi di pelabuhan Pasir Putih ada saya lihat tempat penyewaan alat-alat snorkeling, anak-anak kecil juga banyak mandi di pinggir pantai karena tidak berombak.
Berombak tapi kecil saja tidak ada pasir yang berwarna hitam pulau di seberangnya Gili Bidara, terlihat ada bangunan rekonstruksi kayu tapi malah di sana tampak ada atap gentengnya.
Eh, ya di pulau ini juga gazebonya ada yang beratapkan genteng dua unit yang lain beratapkan ilalang tapi sudah terlihat rusak, di sisi lain saya dekati ibu yang lagi berwudu dengan botol gelas Aqua, bu kalau yang lain berwudu pakai apa itu mungkin ada tempatnya ?
Ibu itu menjawab mereka berwudu dengan air laut dan kalau mau membilasnya bisa pakai air gelas seperti ini juga sambil menunjuk botol kemasan gelas, oh sepertinya tadi ibu ini berwudu dengan air laut juga sebelumnya, hanya untuk bagian muka dibilas dengan air minum.
Musholla ini terlihat baru dibuat juga dengan konsep rumah panggung terbuka dengan beratapkan ilalang yang masih terlihat baru juga dan Musholla ini diberi nama AL-MUKHLISIN yang artinya saya tidak tahu. 😆 😆 😆
Mesti buka kamus bahasa Arab dulu. Cukup dulu cerita kita sampai di sini sekarang harus tunggu jemputan perahu yang sama katanya nanti jam 4 sore pak Adi (boatman) akan menjemput kita.
Tapi setelah jam 4 lebih sedikit belum juga ada Boat pak Adi yang terlihat, akhirnya kita telpon pak Adi lewat nomor telepon yang ada di tiket.
Eh, ternyata yang jemput itu Boat RIZKY pantesan dari tadi Boatmannya angkat tangan ke arah kami.
Ya sudah sepertinya kali ini kami harus segera balik ke pinggir karena di lokasi ini tidak ada rumah makan apa lagi restoran jadi sudah lapar dari tadi kami cuma makan roti, kue kering dan nanas.