Kampung tradisional Lombok

Rumah Adat Segenter

English

Rumah tradisional Segenter baru beberapa tahun ini dipromosikan untuk menjadi daerah destinasi wisata budaya yang berlokasi di kabupaten Lombok utara tepatnya di kecamatan Bayan yang merupakan desa di bawah lereng gunung Rinjani yang yang tip-ikal daratan nya padang rumput yang kering saat musim panas.

Rumah Tradisional Segenter LombokSudah pasti ciri-ciri ini terdapat tanah cadas dan be-batuan di bawahnya dan inilah yang terjadi saat saya mengunjungi rumah tradisional Segenter baru beberapa tahun ini dipromosikan untuk menjadi daerah destinasi pariwisata ini suhu udaranya sangat panas.

Tempat parkir pun tidak ada terdapat pohon yang meneduhi sehingga mau berteduh di mana, hanya ada sedikit bayangan papan nama selamat datang di situlah saya menunggu sementara saya dipanggil kan Guide lokal yang akan mengajak kita masuk ke perkampungan.

Tidak lama kemudian datanglah seorang pemuda asli kampung Segenter dan mempersilakan kita masuk ke dalam sambil melihat-lihat situasi kampung yang mengesankan kehidupan tempo dulu, dinding rumah semua berkonstruksi kayu dan berdinding anyaman bambu dan beratapkan rumput ilalang.

Ada juga beberapa rumah yang sudah diubah menjadi dinding tembok dan beratapkan genteng juga ada tampak bangunan yang berkonstruksi batu dan semen yang merupakan kolam tempat penampungan air untuk masyarakat.

Dibangun pemerintah untuk masyarakat kampung Segenter juga di bagian pojok kampung ini terdapat kandang sapi kolektif yang agak luas milik masyarakat kampung Segenter.

Tempat natural di Lombok
Pada acara Begawe atau pesta pernikahan mereka memasak di halaman dan terlihat juga gazebo besar atau “Sekenem” yang artinya saung berkaki enam

Hampir di setiap rumah memiliki saung atau gazebo kalau bahasa inggris-Nya tapi orang sasak lebih sering menyebutnya sekepat (bertiang 4) Sekenem (bertiang 6) yang digunakan keluarga untuk bersantai atau tempat menyambut tamu.

Juga tampak saat itu di tengah halaman beberapa Kendi, Kentong, Panci wajan dan lain-lain katanya mereka baru saja menggelar pesta untuk acara pernikahan jadi mereka memasak untuk pesta di tengah-tengah halaman terbuka tanpa ada atap yang menaungi para juru masak.

Sesekali kita melihat nenek-nenek yang lagi mengunyah sirih duduk di atas tanah depan pintu rumahnya sambil menampi beras untuk dimasak, kami pun diajak oleh Guide lokal itu untuk masuk ke dalam salah-satu rumah sambil menjelaskan keadaan dan situasi di dalam rumah, ada hal yang unik untuk disimak di dalam rumah.

Terdapat semacam rumah panggung hanya berukuran 2  X 2 meter katanya itu tempat pengantin baru maksudnya jika ada salah satu anak dari keluarga yang baru menikah di sinilah tempatnya sementara yang lain tidur di sekitar tempat itu dengan menggunakan dipan sederhana di atas tanah dan tampak tidak jauh dari pojok rumah ini terdapat dapur keluarga.

Desa Tertinggal di Lombok
Keramahan masyarakat di rumah adat perkampungan Segenter

Semua turis yang terdiri dari 4 orang warga asing yang saya bawa ini masing-masing dari negara yang berbeda-beda Prancis, Inggris dan 2 orang dari Denmark.

Benar-benar merasakan sesuatu yang beda di sini katanya karena sebelumnya mereka pernah mengunjungi rumah tradisional di tempat lain termasuk juga di Malaysia katanya tapi tidak seperti pengalaman mereka di sini.

Di rumah adat di tempat lain yang pernah mereka kunjungi memang tampak rumah tradisional namun banyak hal modern yang lain yang nampak sudah modern katanya termasuk di dalam rumah sudah ada televisi dan penduduknya mengenakan celana Jean’s katanya.

Mereka tampak puas dengan kunjungannya ke tempat ini sesekali dari kejauhan mereka asyik sambil berjalan membandingkan ceritanya masing-masing pengalamannya di tempat lain.

Setelah selesai pengunjung diajak untuk mengisi buku kunjungan dan masing-masing dipersilakan se-ikhlas nya untuk membayar donasi dan membayar lokal Guide kisaran Rp 20,000 untuk semua.