mawun beach

Pantai Mawun

English

Lokasi pantai Mawun bisa dikatakan berlokasi di antara pantai Kuta dengan pantai Selong belanak di kawasan pantai Lombok selatan yang merupakan rentetan pantai pantai yang cantik dan mempesona.

Tentu yang merupakan kawasan pantai yang berpasir putih yang diapit oleh bukit cadas yang hijau jika terlihat saat musim hujan, sebagian besar pantai nya tertutup oleh bukit bukit cadas.

Teluk Mawun dari atas udara
Teluk mawun dari tampak atas

Sehingga tidak bisa kita lihat jika berkendara antara pantai Kuta menuju pantai Selong Belanak hanya beberapa bidang saja yang tampak tapi sangat relatif sedikit sekali.

Untuk menuju lokasi ini bisa mengambil jalur yang sama saat menuju pantai Selong Belanak jika sudah tahu jalannya menuju pantai Selong Belanak dan ini sedikit lebih jauh tapi untuk lebih persisnya dapat Anda lihat petunjuk dari google map.

Kira kira jaraknya sekitar 55 km dengan rute jalan yang tidak begitu datar dengan kontur jalan yang cukup bagus tapi berkelok kelok dan naik turun. jika menggunakan bantuan google map maka Anda akan ditunjukkan untuk sedikit melintas di depan bandara Internasional Lombok.

Teluk Mawun lombok
Teluk mawun berpasir putih

Lalu belok kanan mengikuti jalur aspal. Yang akan berujung pada sebuah pasar tradisional dan berbelok kanan sedikit menuju gerbang pantai Mawun.

Tanda petunjuk arah sangat jelas kita lihat jika Anda sudah tiba di sekitar lokasi karena sudah diberi petunjuk rambu rambu lalu lintas dengan sangat jelas.

Yang pasti jika ada jalan yang menuju ke arah selatan bisa Anda perhatikan tulisan yang ada di sana, jika sudah sampai di lokasi di pintu masuk menuju pantai Anda akan berhadapan dulu dengan penjaga pintu gerbang.

Tentu untuk urusan tiket masuk, untuk satu sepeda motor dikenakan biaya Rp 10.000 dan mobil Rp 20,000 harga sudah tertulis di tiket masuk.

Wisata ke Mawun Lombok
Mawun Lombok selatan

Sesuai dengan nilai yang dibayarkan sepertinya tidak rugi karena sudah ada fasilitas yang sudah dikemas oleh pihak pengelola. Di bibir pantai sudah ada gazebo berjejer buat bersantai juga di sekitar sudah ada toilet.

Bunga-bunga ditata sedikit biar bisa mendongkrak suasana, ada juga bagian yang rindang buat tidur bermalas malas jika Anda membawa tikar. Di sekitar juga ada pedagang makanan ringan, minuman kaleng dan kelapa muda dengan harga Rp 20,000 / buah.

Saya tidak bisa mengukir cerita tentang lokasi ini tapi saya sarankan sebaiknya datang saja berkunjung ke lokasi ini ya. Mungkin sebelumnya bisa di lihat di google dulu rupa bentuk pantainya.

Tapi yang pasti bedalah. Jika kita lihat di gambar dengan kita melihat langsung di lokasi. Secara garis besar pantai ini merupakan teluk yang berada di pantai selatan.

Pantai teluk Mawun Lombok
warna air dan pasir teluk Mawun sungguh mempesona

Warna air biru dan hijau. Mungkin yang bagian dangkalnya yang berwarna hijau itu ya, selain itu airnya relatif tenang dan yang pasti pasirnya berwarna putih bersih, bukit yang mengapit teluk ini sangat terlihat indah.

Jika ke lokasi ini bisa juga sambilan mengunjungi pantai lainnya seperti halnya yang masih satu arah yaitu dengan pantai: Selong Belanak, Pantai Mawi, Pantai Semeti, Pantai Areguling, Pantai Tepar dan yang paling ujung timur yaitu Pantai Kuta.

Tentu pilih salah satunya ya. Karena mengingat waktu juga. Semua jalan akan bermuara pada jalan yang tidak jauh dari bandara Internasional Lombok.

Hingga patokan untuk menuju lokasi ini sangat gampang tinggal menuju bandara Lombok lalu tanyakan sama orang orang setempat jalur untuk menuju pantai Mawun tentu alternatifnya ada 3 jalur yang akan ditunjukkan.

Paralayang

English

Pantai Areguling tergolong baru dikenal bahkan banyak orang Lombok yang tidak tahu keberadaannya. sebelum jauh kita bicara tentang pantai ini mari simak cerita awal kami bisa pada akhirnya berkunjung ke tempat ini bersama team “Ngelamang” untuk membuktikan keindahan pantai Areguling.

Beberapa tahun yang lalu saat saya berkeinginan untuk menyusuri pantai yang berada di pulau Lombok bagian selatan terutama tujuan saya ingin mencari tahu objek-objek pantai yang ada antara Pantai Kuta dan pantai Selong Belanak, yang sudah terdaftar dalam benak saya.

Saya harus mengunjungi pantai Mawun yang sudah puluhan tahun saya mendapatkan informasi tentang keindahannya lewat pamphlet atau brosur pariwisata, jujur saja saat itu saya belum punya sepeda motor maklumlah saat itu kalau mau punya sepeda motor harus beli cash atau beli tanpa kredit, saat itu hampir semua masyarakat sulit untuk memiliki sepeda motor jika tidak di bantu oleh pembiayaan melalui kredit atau “finance”. OK, sepertinya ini curahan saya ingin punya motor saat itu.

Lihat Property dijual di sini

Pantai cadas
Mau foto sembarangan di mana saja bisa bagus

Setelah saya bisa punya sepeda motor seperti orang pada umumnya, dengan cara kredit sepertinya rasa penasaran saya akan terjawab, semua jalur-jalur yang baru dibuka saya telusuri tidak terkecuali jalur yang dari arah pantai Kuta menuju pantai Selong Belanak, pertama kalinya saat itu saya gagal karena ada perbaikan ruas jalan dari arah pantai Kuta menuju pantai Selong Belanak.

Saya melihat ada beberapa alat berat (Excavator) di atas bukit sedang mengeruk tanah, saya pun tidak bisa melintas karena badan jalan terdiri dari tanah berdebu dan ada beberapa tumpukan tanah galian yang belum diratakan dan akhirnya saya pun kembali berbelok ke arah pantai Kuta karena sepupu saya yang saya bonceng enggan juga mau melanjutkan perjalanan karena kondisi medan yang tidak mendukung, meskipun motor yang kami gunakan berkekuatan Cc besar dengan tipe P220 seingat saya itu pada tahun 2012.

Ngelamang team
Perjalanan kami selalu mengasyikkan hingga jarak kami lupakan

Setahun kemudian saya mencoba lagi untuk melintasi jalur yang saya maksudkan, tapi kali ini saya masuk melalui jalur desa Penujak persis setelah pasar Penujak kira-kira 100 meter ada jembatan dengan model kerangka baja Australia, ada jalur ke arah kanan juga ada petunjuk jalan milik departemen Perhubungan dengan anak panah bertuliskan “Selong Belanak.”

Karena petunjuk ini terlalu sering saya lihat saat pergi menghantar wisatawan ke arah pantai Kuta. Jalur ini dulunya jalur utama menuju pantai Kuta sebelum ada akses jalan pendukung menuju arah bandara Internasional Lombok, saya katakan untuk orang yang baru-baru ini mengunjungi pantai Kuta kemungkinan jalur ini akan asing baginya.

pesisir berbatuan
Sisi keindahan yang tersembunyi dari lorong tebing berbatu

Dari desa Penujak masuk ke arah pantai Selong Belanak waktu itu masih didominasi oleh pemandangan tanaman Jagung atau tanaman tembakau,  kondisi jalan beraspal bagus tapi bergelombang karena di bawah badan jalan terdapat tanah liat hingga terjadi pergeseran struktur tanah, saya-pun tidak berani ngebut karena motor yang saya kendarai melompat-lompat, tapi tidak semua ruas jalan seperti itu hanya ada beberapa km saja (kira-kira 2 km)

Kondisi jalan pun turun naik tapi lebih cenderung banyak naiknya karena kita akan menuju bukit yang tampak di daratan pulau Lombok bagian selatan jika cuaca cerah. Di sepanjang jalan tidak ada tampak rumah makan apalagi restoran, tidak seperti 2 hari yang lalu tanggal 15 Oktober 2017 kami dengan team explore sempat mampir di Bakso Rudal dan di sebelahnya ada rumah makan sederhana dengan menu agak modern.

Supardani Kobar
Kalau item lebih kelihatan lakinya, Stop editing foto !!!

Sudah ada sedikit perubahan di jalur ini seiring waktu sesuai : Tuntutan, Kebutuhan dan Prospek akan mempengaruhi gerak perekonomian setempat, rumah-rumah pun sudah banyak tampak dengan konstruksi dinding batu-bata, kios-kios kecil, bengkel motor pun sudah ada di beberapa tempat bisa kita lihat di pinggir jalan.

Kembali ke cerita awal hingga saya sampai mendekati pantai Selong Belanak hingga di pertigaan jalan jika ke arah kanan akan menuju pantai Selong Belanak dan jika berbelok ke arah kiri akan menuju ke arah beberapa pantai yang menjadi destinasi wisata, di antaranya: pantai Mawi, pantai Semeti, pantai Mawun, pantai Areguling dan hingga ke pantai Kuta. Waktu itu saya hanya taunya ingin menuju pantai Mawun dan waktu itu saya sempat mengunjunginya.

Iwan Keong Racun
Rasanya enggan untuk melanjutkan perjalanan maunya fotoan terus

Setelah beberapa kali saya melintas di ruas jalan ini, waktu itu tampak ada jalur ke atas bukit yang baru di buka tapi saat itu saya tidak berminat untuk mengunjunginya karena masih berbentuk jalan tanah dengan kondisi basah, karena saat itu baru habis gerimis dan tampak terlihat licin dan ada beberapa bengkahan tanah belum dibersihkan.

Setelah beberapa kali melintas lagi ada petunjuk arah bertuliskan pantai Areguling dengan tanda panah tapi belum diaspal, dalam pikiran saya suatu saat saya harus explore ke arah sana pantai Areguling, karena saat itu saya bersama wisatawan dan saya jadi guide-nya, hingga lokasi ini pertama kali saya lihat di posting di Facebook, yang memposting tidak berteman dengan saya tapi salah satu teman saya ditag dan muncul di beranda salah satu teman ku tapi saya sudah lupa nama pertemanan saya yang ditag karena saya fokus dengan memperhatikan gambar gambar pantai Areguling.

Sakirin Bengong
Saking senangnya salah satu My Team katanya dia melihat bidadari melambaikan tangan di atas tebing

Hingga pada hari Minggu 15 Oktober 2017 saya mengajak teman-teman NGELAMANG TRIP untuk datang ke lokasi ini pantai Areguling, sebelumnya saya sudah searching di google map dan mendapatkan dua jalur alternatif yaitu via jalur Penujak atau via jalur Tanak Awu depan bandara Internasional Lombok, untuk rute terdekat ditunjukkan dengan jalur Tanak Awu melalui perkampungan sama seperti-halnya dengan jalur Penujak tapi yang pasti pemandangannya beda, saya lebih memilih jalur dua-duanya biar ada pengetahuan juga buat My Team.

Jalur pertama kami masuk melalui jalur Penujak dengan kata lain jalur utama menuju pantai Selong Belanak hingga sampai di pantai Areguling kami pun sama-sama baru pertama masuk ke wilayah ini, dari jalur utama naik ke atas dengan kondisi jalan aspal yang cukup bagus yang dulunya cuma jalan tanah sempit, setelah sampai di atas ada juga beberapa penduduk bermukim di atas, hingga aspal terpotong di perkampungan tidak sampai di pinggir pantai Areguling dan menyusuri jalur tanah.

Tigor Jeeva
Kata salah satu My Team, enggan untuk beranjak pulang sayang waktu tidak bisa diputar seperti Jam alarm

Setelah masuk di kawasan pantai Areguling saya agak sedikit bingung mau saya bawa ke arah mana dulu My Team, ke arah kiri atau ke arah kanan naik ke bukit di mana ada tampak aktivitas terjun paralayang, tapi saya pilih ke kiri saja sesuai insting untuk menuju batu tebing yang diposting di Facebook dulu itu, kalau lurus ke pantai ada terlihat tempat parkir mobil dan motor juga ada tampak Musholla sedang di bangun.

Kalau mau masuk cuma sebentar saja lumayan 1 motor bisa bayar parkir 5,000 x 3 motor yah mendingan belok kiri saja hingga di perkampungan nelayan kami berhenti sejenak untuk mengambil gambar saja, kebetulan yang tampak ada Gili atau pulau yang cukup besar dengan kontur berbukit, kata orang itu disebut Gili Nusa dan tidak terlalu jauh dari bibir pantai, kira-kira 50 meter.

Supardani GW
Sambil merenungi nasib menjadi seorang jomblo, di lokasi ini sangat tersasa pedihnya

Kami pun mengambil foto ke 2 arah kiri dan kanan, objeknya sama-sama pemandangan tebing dan setelah beberapa kali cekrek-cekrek begitu saya lihat bawah ke arah pijak kan kaki salah satu teman saya sedang menambang pasir, katanya buat untuk ditaruh di dasar aquarium katanya sambil memasukkan butiran pasir ke dalam botol air minum kemasan 1500 ml, pasir nya cukup unik seperti di Mandalika Resort atau di beberapa pantai lainnya seperti di pantai Tanjung Aan, pantai Seger, pantai Semeti, pantai Mawi dan lain-lainnya karena di pulau Lombok sangat banyak tempat yang memilih bentuk pasir seperti itu.

Bentuknya seperti bundaran merica juga ada yang hampir sama dengan butiran merica (bervariasi) kemudian setelah minum-minum air kemasan kami pun sudah terasa segar kembali dan kita lanjutkan menuju tebing yang kita maksudkan, saat itu tampak ada 3 orang cewek-cewek berkendara sepeda motor menuju ke arah yang akan kita tuju, kita sama-sama beri-ringan tapi mereka tidak menyusuri pantai hanya cuma mengambil gambar beberapa menit kemudian kembali, kami pun sudah tidak sabaran ingin meraup kamera hand phone sebelum parkir di bawah pohon, kami pun tidak menyangka ternyata pohon ini sangat bagus untuk objek foto dan kami pun langsung beraksi.

pohon di Areguling
Mendung tak berarti Hujan, alhamdulillah sampai di rumah gak ketemu hujan

Setelah selesai dari berteduh kami pun harus segera berangkat explore menuju pesisir pantai dan untuk keamanan sepeda motor salah satu teman harus siap berkorban menunggu di lokasi tempat kami memarkir motor biar My Team tenang, sepertinya kita sulit untuk berjalan cepat menyusuri pantai ini, eeeeiiittt…!!! sebentar dulu ini disebabkan karena terlalu banyak objek yang bagus-bagus buat berfoto jadi sambil jalan sambil fotoan terus dan sampai akhirnya ada kita jumpai gubuk nelayan persis berhadapan dengan Gili Nusa.

Konon Gili Nusa sedang ditawarkan dengan jumlah luas tanah beberapa hektar, yah lokasinya berbentuk bukit cadas sih dan di kejauhan di atas bukit tampak para penambang tradisional, cocok juga jika kita lihat warna batu-batu cadas di depan kita seperti warna besi karatan dan warna pasirnya di sini ada yang hitam legam dan ada pasir putih berpilah-pilah, sambil berhenti fotoan terus yah, cukup kami nikmati perjalanan ini.

Ngelamang Team
My Team lihat di Facebook : Iwan Keongracun, Tigor Jeeva, Qirin Rin dan Supardani Dan

Hingga di tempat ke dua kalinya kami menemukan gubuk nelayan dengan jumlah sekitar 5 kepala keluarga, perjalanan kami lanjutkan hingga menjumpai batu cadas menjulang tinggi seperti yang Anda lihat pada gambar sampul di atas, bentuknya sangat indah dengan warna keputihan, ini yang tidak pernah saya lihat sebelumnya, kami pun sangat betah berada di tempat ini.

Tampaknya air sedang surut mungkin jika air pasang kemungkinan kaki kita akan basah sedengkul tapi sayang waktu sudah tidak memungkinkan untuk berlama-lama di tempat terakhir ini juga kami tidak bisa melanjutkan perjalanan menuju lokasi selanjutnya dan akhirnya, mari pulang marilah pulang, bersama-sama dan akhirnya sekitar pukul 18:00 kami sampai di rumah masing-masing.

Rute ke lokasi
Dari Gerbang Wisata ke pantai Areguling 1 j 18 mnt (51 km)